Setelah sekian lama tertidur, teater mendu kembali dipentaskan di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Natuna. Pementasan/Pemasyarakatan Aksi Revitalisasi Sastra Lisan Teater Mendu tersebut ditaja oleh Kantor Bahasa Provinsi Kepulauan Riau yang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Natuna. Acara tersebut berlangsung di Tugu Gasing Kelurahan Bandarsyah Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Rabu (27/07/2022).
Revitalisasi Teater Mendu ini merupakan tindak lanjut dari hasil penelitian Badan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia dan Kantor Bahasa Kepri pada pertengahan tahun 2021 lalu. Ada beberapa tradisi lisan di Natuna yang diteliti, dan mendu menjadi pilot project untuk direvitalisasikan.

Pementasan Mendu ini berlangsung selama dua malam, perekaman pada hari selasa (26/7), dan pementasan yang diselenggarakan pada rabu (27/7). Acara pementasan mendu ini mendapat atensi besar dari masyarakat, terlihat dari banyaknya masyarakat yang pergi langsung menyaksikan pementasan mendu di Tugu Gasing.
Teater Mendu merupakan kebudayaan asli Natuna yang sudah berkembang sejak lama. Dan pada tahun 2014 lalu, Mendu sudah diakui oleh pemerintah sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb), melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pelestarian Kebudayaan juga merupakan fokus BPGN Natuna dalam mengembangkan Geopark, keragaman budaya yang dimiliki Natuna sangat berpotensi dalam pengembangan Geopark Nasional, termasuk pada teater mendu ini.
Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah Natuna Boy Wijanarko mengucapkan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan kegiatan pelestarian kebudayaan mendu Natuna agar bisa dipertontonkan kembali oleh masyarakat yang telah rindu maupun yang tidak mengetahui kebudayan mendu tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kantor Bahasa Kepri, Rahmat mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan kebudayaan dengan melibatkan para generasi muda untuk berani tampil di depan umum, yang tidak lain ingin mengajak generasi muda agar terlibat menjadi penggerak untuk melestarikan kebudayaan yang telah lama ditinggalkan.
Untuk diketahui, para pelakon teater mendu ini berasal dari siswa-siswi tingkat menengah dan tingkat atas serta perwakilan dari komunitas. Semuanya berusia muda, sehingga diharapkan kesenian mendu tetap lestari adanya. Persiapan untuk pementasan sudah dimulai sejak 3 bulan yang lalu dimulai dari menyeleksi para pemain, sampai dengan latihan rutin yang diadakan di aula SMAN 1 Bunguran Timur dan gedung SKB di Padang Kurak.
Pementasan Mendu ini juga semakin sakral, karena tanggal pelaksanaannya bertepatan dengan Hari Jadi ke 151 Kota Ranai yang jatuh tepat pada tanggal 27 Juli. Para “mendu junior” menampilkan penampilan yang apik pada pementasan perdana ini. Antusias hingga gelak tawa penonton pada beberapa adegan menjadikan pementasan mendu ini kian semarak. Selain secara langsung, pementasan mendu ini juga disiarkan secara langsung melalui sosial media.

Kegiatan tersebut terlaksana atas dukungan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Natuna, BPGN Natuna, Kompasbenua dan Natunasastra serta berbagai perkumpulan lainnya. Adapun beberapa sekolah yang terlibat dari kegiatan tersebut yaitu SMAN 1 Bunguran Timur, SMAN 2 Bunguran Timur, MAN 1 Natuna, SMPN 1 Bunguran Timur, SMPN 2 Bunguran Timur serta MTsN 1 Natuna. Pada akhir acara, Kantor Bahasa Kepri memberikan penghargaan pada Komunitas Penggiat Budaya sebagai pendamping dalam hal ini adalah Natunasastra dan Kompasbenua, juga pemberian penghargaan pada pelatih dan pelaku budaya, dalam hal ini adalah bapak Fisabilillah dan bapak Hadisun. (Ir)