Geosite Tanjung Senubing merupakan situs geologi yang paling mudah dijangkau di kawasan Geopark Natuna, karena letaknya yang begitu dekat dari Ranai (ibu kota Kabupaten). Tanjung Senubing yang terletak di wilayah Kelurahan Ranai Kota, Kecamatan Bunguran Timur ini hanya berjarak sekitar 3 km dari pusat kota, dan bisa dijangkau dengan kendaraan, bersepeda dan joging sekalipun.

Geosite Tanjung Senubing terdiri dari bebatuan granit berwarna putih dan berukuran besar dengan tinggi sekitar 5 – 15 meter. Beberapa batuan besar berbentuk seperti tirai yang terbentuk akibat pelapukan. Granit-granit di geosite ini berusia sekitar 70 juta tahun. Bebatuan yang berasal dari kerak benua tersebut berukuran besar, berkelompok dan bertumpuk-tumpuk sehingga beberapa tupukan batu membentuk jalan bak sebuah goa. Menyusuri Geosite Tanjung Senubing akan menjadi tracking yang asyik dan menyenangkan. Selain itu, Tanjung Senubing memiliki pemandangan yang indah, deburan ombak laut Natuna berpadu dengan pemandangan Geosite Pulau Senua melengkapi keindahan tempat ini.
Berdasarkan cerita rakyat yang ada, beberapa batuan di geosite ini memiliki nama. Ada Batu Istana yang menjulang tinggi, dan yang paling terkenal adalah Batu Sindu dengan legendanya. Tanjung Senubing ini merupakan empat tanjung yang ada di empat penujuru mata angin di Pulau Bunguran, tanjung-tanjung tersebut antara lain Tanjung Datuk (Geosite) di sebelah utara, Tanjung Setekol (geoheritage Bukit Sekunyam) di sebelah selatan, Tanjung Payung (geoheritage) di sebelah barat, dan Tanjung Senubing (geosite) di sebelah timur. Empat Tanjung yang memiliki filosofi mendalam bagi masyarakat Natuna, khususnya pulau Bunguran.

Pada sebuah penelitian dari Badan Arkeologi Nasional, goa-goa di Tanjung Senubing disinyalir sebagai peradaban manusia purba di Natuna. Hal ini terkait dengan ditemukannya beberapa artefak akeologi berupa tembikar dan peralatan lainnya di goa Batu Sindu. Hutan kecil di Tanjung Senubing ini juga merupakan rumah bagi beberapa satwa seperti babi hutan, kera dan Kekah (Presbytis natunae) yang merupakan hewan endemik Natuna.