You are currently viewing NGYF Goes to Geosite: Gunung Ranai

NGYF Goes to Geosite: Gunung Ranai

Salah satu program dari Natuna Geopark Youth Forum adalah mengunjungi geosite-geosite yang ada di Geopark Natuna. Hal ini bertujuan agar para pengurus bisa melihat dan merasakan secara langsung geosite yang ada, yang nantinya akan memberikan kesan yang lebih dalam kala mengenalkan geopark pada orang lain atau komunitas lainnya.

“Gunung Ranai ini merupakan salah satu dari 15 geoheritage yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM untuk Geopark Natuna. Di kaki gunung Ranai, terdapat air terjun, jadi kemarin kami mengunjungi air terjunnya saja sebagai bagian dari Situs Geoheritage Geopark Natuna” ucap Naldo, Ketua NGYF yang memimpin perjalanan.

Perjalanan pengurus NGYF dimulai dari tempat parkir motor, lalu dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju air terjun. Akses menuju air terjun berupa jalan yang lumayan lebar, lalu dilanjutkan dengan track menanjak. Belum adanya tanda penunjuk arah membuat perjalanan sedikit terhambat, beberapa jalur pendakian juga banyak tertutup semak belukar.

Perjalanan memakan waktu kurang lebih 40 menit dari tempat terakhir pemberhentian kendaraan bermotor. Aek Tejun Gunung Anai, -begitu penyebutan lokasi ini dalam bahasa lokal,- yang berarti Air Terjun Gunung Ranai, merupakan satu dari sekian banyak air terjun yang ada di badan gunung tertinggi di Natuna ini. Air terjun lainnya ada yang terdapat di desa Limau Manis, dan desa Ceruk, Kecamatan Bunguran Timur Laut.

Aek Tejun Gunung Anai merupakan aliran sungai kecil yang “terjun” dari ketinggian 20 meter. Debit airnya tidak terlalu besar, sehingga air terjun yang jatuh dari sela-sela bebatuan ini membuat batuan yang berada di belakangnya seperti berkilauan tertimpa sinar matahari. Airnya yang jernih dan segar seperti menjadi obat akan letihnya perjalanan menuju di sini.

Di sekitar air terjun terdapat vegetasi khas dataran tinggi, ada juga terdapat kepiting berukuran kecil, laba-laba, dan ulat kaki seribu yang berukuran besar. Ada juga pacat (lintah) yang akan “keluar” ketika saat selesai hujan.

Selain menikmati segarnya Aek Tejun, pengurus NGYF juga melakukan pembersihan lokasi di sekitar Aek Tejun dengan membawa pulang sampah-sampah plastik. Juga memberikan edukasi kepada pengunjung Aek Tejun untuk tetap menjaga kebersihan.

Tinggalkan Balasan