Kabupaten Natuna memiliki banyak tradisi dan kebudayaan yang sudah dilakukan sejak dulu. Salah satunya adalah tradisi Muhibah Ramadhan yang dilakukan oleh masyarakat yang bermukim di gugusan Pulau Tiga. Pulau Tiga merupakan gugusan pulau-pulau yang terletak di sebelah selatan Pulau Bunguran Besar dan dipisah oleh Selat Lampa. Pulau Tiga berasal dari tiga buah pulau yang berpenghuni lebih dulu, yaitu Pulau Kumbik, Pulau Mawang dan Pulau Sededap. Tiga Pulau utama ini kemudian menjadi sebuah Kecamatan yang diberi nama Kecamatan Pulau Tiga. Lalu seiring berkembangnya waktu, Kecamatan Pulau Tiga dimekarkan menjadi dua, ditandai dengan diresmikannya Kecamatan Pulau Tiga Barat pada tahun 2016 silam.
Muhibah Ramadhan merupakan rangkaian kegiatan kunjung-mengunjungi dan silaturahmi antarmasyarakat dan antardesa di gugusan Pulau Tiga. Secara total, saat ini ada 10 desa yang berada di bawah 2 kecamatan ini. Desa-desa tersebut berada di tiga pulau utama, sehingga untuk berkunjung dari satu desa ke desa lain, peserta muhibah harus menggunakan mutur atau perahu cepat berukuran kecil.

Kegiatan ini yang semula adalah ajang silaturahmi antarmasyarakat, kini bertambah fungsinya menjadi ajang silaturahmi antardesa. Sehingga ikatan kekeluargaan dan kekompakan antarwarga dan antardesa terjalin dalam kegiatan muhibah Ramadhan ini.
Selain jalinan silaturahmi yang erat, kegiatan muhibah ini juga disejalankan dengan mengirimkan kafilah dari masjid/surau untuk melakukan tadarus bersama sesaat setelah shalat tarawih dilaksanakan. Setiap Desa akan menjadi tuan rumah kegiatan ini. Rombongan yang datang dari luar pulau disambut oleh tuan rumah. Tata cara penyambutan bisa beragam tergantung konsep dari tuan rumah. Selain itu tuan rumah juga bertugas menyiapkan makan, tempat singgah hingga acara penutupan bagi rombongan tamu yang datang.

Rombongan tamu biasanya datang pada petang hari. Setelah proses penyambutan, baik tuan rumah dan tamu akan bersiap-siap menunggu waktu berbuka puasa, hidangan yang disajikan dengan konsep makan bedulong. Makan bedulong merupakan konsep penyajian makanan pada tetamu yang datang dan/atau pada acara-acara besar di masyarakat melayu Natuna. Dulong berarti nampan yang berbentuk bulat, satu dulong berisi sepaket makanan dan minuman untuk 4 orang. Biasanya berisi nasi, lauk pauk, makanan ringan hingga minuman.
Setelah berbuka, dilanjutkan dengan shalat isya dan tarawih berjamaah dan diselipkan dengan tausiyah ramadhan. Kemudian dilanjutkan dengan tadarus al-quran bersama-sama. Rangkaian muhibah ramadhan biasanya berlangsung hingga 15 malam, dimulai di minggu kedua ramadhan dan berakhir pada malam ke 20an. Tradisi ini sudah berlangsung sejak tahun 1970an dan masih lestari hingga saat ini. (RN)

Foto: (So Karla, Prokopim)
Ref: toknyong.com