Wilayah Natuna yang terletak di ujung utara Indonesia ini menyimpan beraneka ragam daya tarik berupa alam yang indah dan bongkahan batu-batu yang unik, gunung, bukit, air terjun, budaya dan sejarah, terumbu karang, potensi arkeologi dan Barang Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) yang ada di dasar laut, Serta tidak kalah menariknya juga keanekaragaman hayati berupa flora dan fauna yang tersebar di beberapa tempat di Natuna. Bahkan diantaranya ada yang hanya terdapat di kabupaten perbatasan utara Indonesia ini.
Dari semua potensi alam tersebut, maka Natuna memiliki kesempatan untuk dapat dijadikan sebagai Geopark Nasional hingga Geopark Global yang saat ini sedang digalakkan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Geopark (Geological Park) atau Taman Geologi/Bumi adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi dimana masyarakat setempat diajak berperan serta untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam, termasuk nilai arkeologi, ekologi dan budaya yang ada didalamnya.
Dari beberapa daerah yang ada di Indonesia, Natuna merupakan salah satu daerah yang berpotensi untk ditetapkan sebagai Geopark Nasional. Saat ini wilayah Natuna sudah disiapkan dan diusulkan untuk dijadikan Geopark Nasional yang direncanakan pada akhir November 2018 ini, dan akan disiapkan juga menjadi UNESCO Global Geopark (UGG) pada tahun 2020. Semoga niat dan kerja keras Natuna untuk dijadikan Geopark Nasional dan UGG akan tercapai.
Berdasarkan hasil kegiatan inventarisasi keragaman geologi yang dilakukan oleh Pusat Survey Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM beberapa bulan yang lalu, Kepulauan Natuna memiliki setidaknya 17 lokasi geodiversity diantaranya Pulau Setanau, Pulau Sabang Mawang, Pulau akar, Batubi, Kelarik, Pian Padang, Setengar, Pulau Senua, Gunung Ranai, Tanjung Datuk, Senubing, Alif Stone Park, Pantai Batu Kasah, Tanjung Datuk, Gua dan Pantai Kamak, Bukit Kapur, Kelarik-Batubi dan Teluk Buton.
Berdasarkan standar dan juknis asesmen warisan geologi, telah diidentifikasi sejumlah 8 lokasi yang memilki potensi warisan geologi yang meliputi Pulau Setanau, Pulau Akar, Pulau Senoa, Tanjung Senubing, Batu Kasah, Gunung Ranai, Tanjung Datuk dan Gua Kamak.
Adanya penelitian yang telah dilaksanakan di beberapa lokasi di sekitar Pulau Bunguran Besar oleh para ahli tersebut, maka Natuna sudah masuk menjadi potensi Geopark Nasional dan sekaligus dilaksanakannya acara sosialisasi Persiapan Pemerintah Daerah untuk mendukung Natuna menuju Geopark Nasional Indonesia dan Nominasi Geopark Natuna ke UGG yang dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2018 lalu di Natuna Hotel Ranai Natuna. Narasumber dari kegiatan tersebut diantaranya Bapak Prof. Arief Rahman sebagai Staf Ahli kemendikbud dan Ketua Harian Komisi Nasional Geopark Indonesia untuk UNESCO, Ibu Prof. Ir. Mega Fatimah Rosana, M.Sc, Phd sebagai Ketua Pusat Peneliti Geopark dan Kebencanaan Geologi UNPAD, Drs. Dindin Wahyudin, DEA, sebagai Kapus BPPK Kemenlu dan Aries Kusworo dari pusat Survey Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM.
Dari hasil paparan yang disampaikan beberapa Narasumber tersebut bahwa geopark perlu perhatian serius oleh semua pihak dan dijaga untuk pelestarian dan disiapkan arah pengembangan serta punya visi dan misi yang jelas sehingga keragaman potensi yang ada di Natuna akan tetap ada dan terjaga keasliannya dan dimanfaatkan untuk kepentingan keilmuan, pendidikan, pariwisata/kesejahteraan ekonomi masyarakat di daerah.
Turut hadir dalam acara tersebut antara lain Bupati Natuna, Wakil Bupati Natuna, Sekretaris Daerah, Ketua DPRD, Pemerintah Prov. Kepri, Badan Pengelola Kawasan Geopark Nasional Natuna, Pihak Desa, serta undangan lainnya.