Mengenal Pas Kapal, Seni Tradisi Lisan dari Natuna

Selain memiliki kekayaan alam yang melimpah, Geopark Natuna juga dianugerahi dengan keanekaragaman budaya. Salah satunya adalah Seni Tradisi Lisan Pas Kapal. Pas Kapal merupakan Tradisi Lisan yang berada di wilayah Kepulauan Natuna bagian selatan, tepatnya di pulau Midai.

Pas Kapal merupakan syair-syair yang dilantunkan pada saat acara tertentu, biasanya pada saat acara Khataman Quran dan Resepsi Pernikahan. Secara harfiah, Pas Kapal berarti surat ijin berlayar untuk sebuah kapal yang akan meninggalkan dermaga. Ciri khas dari Tradisi Lisan Pas Kapal adalah adanya miniatur kapal yang berisi beragam souvenir, baik makanan ataupun barang.

Secara budaya, Pas Kapal merupakan sebuah tradisi dimana syair-syair dilantunkan kepada “penumpang” kapal yang diwakili oleh souvenir berupa barang atau makanan tadi. Pelantun Pas Kapal akan melantunkan syair-syair terkait “penumpang” di kapal, biasanya syair yang dilantunkan adalah profil penumpang dan proses-proses yang dialaminya. Jika Pas Kapal dilantunkan pada acara prosesi pernikahan, maka profil sepasang pengantin yang disampaikan. Dan jika pada acara khataman quran, maka profil para peserta khatam yang akan dilantunkan. Syair-syair yang dilantunkan tadi ditutup dengan do’a selamat.

Ketika syair-syair Pas Kapal sudah dilantunkan dan doa sudah dipanjatkan, maka kapal sudah boleh “berlayar”. Pas Kapal memiliki filosofi mengantarkan penumpang mengarungi lautan kehidupan agar berjalan dengan baik. Pas Kapal bisa disamakan dengan pengecekan surat-surat ijin berlayar pada kapal sungguhan, dengan harapan kapal berlayar dengan aman sampai ke tujuan.