Masih dalam kunjungan wisatawan Gerakan Nasional Lansia Peduli. Pada sabtu malam, bertempat di kediaman Bapak Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda, pemerintah daerah kabupaten Natuna mengadakan silaturahmi sekaligus malam budaya yang menyuguhkan beragam kebudayaan yang ada di natuna kepada turis lansia.
Sekira pukul 20.00 WIB para turis lansia ini tiba di kediaman bapak Wakil Bupati Natuna, sebuah rumah panggung yang kental dengan budaya melayu Natuna yaitu melayu pesisir. Ornamen-ornamen khas maritim menghiasi rumah rumah panggung bergaya klasik modern ini. Sampan kolek, cangkang kerang, dan berbagai alat-alat kebudayaan bisa kita lihat di rumah beliau.
Di depan rumah bergantu sampan,
Sampan diikat dengan tali temali.
Selamat datang kami ucapkan,
Kepada rombongan Gerakan Nasional Lansia Peduli.
Begitu sebait pantun dibacakan oleh pembawa acara, Nurizam yang merupakan seorang Penggiat Kebudayaan Kemendikbudristek asal Natuna, yang disambut dengan tepuk tangan gemuruh dari “oma dan opa” ini. Silaturahmi ini berlangsung hangat dengan penuh suasana kekeluargaan.

Pembacaan gurindam 12 merupakan acara berikutnya yang dibacakan oleh Habib Baihaqi dari komunitas Natunasastra. Gurindam merupakan seni tradisi lisan yang sudah terkenal di dunia melayu, karya sang maestro Raja Ali Haji. Berikutnya para turis lansia ini dimanjakan kesenian hadrah dan zapin, hadrah merupakan kesenian yang berasal dari tanah Arab yang berisi doa-doa dan dakwah. Penampilannya terdiri dari beberapa pemusik dan penari sambil melantunkan syair-syair. Sedangkan zapin merupakan tarian khas melayu yang biasanya dibawakan oleh 2 orang dengan diiringi musik gambus. Tak hanya menyaksikan, para turis ini juga ikut menari bersama bapak Wakil Bupati dan penari zapin lainnya.

Para lansia ini juga disuguhkan dengan beragam kuliner khas daerah, yang terdiri dari Tabel Mando, Kernas, Ubi Kayu, Ubi Jalar, dan Jagung Rebus. Tabel Mando merupakan makanan khas daerah Natuna khususnya pulau Bunguran dengan bahan dasar sagu. Makanan khas ini sangat digemari oleh turis lansia karena rasanya yang sangat lezat. Selain suguhan seni dan budaya melayu, Band Malaya juga menghibur para turis dengan lagu-lagu lawas dan bernyanyi bersama lansia dalam suasana gembira.
Tradisi Betingkah Alu Selesung menjadi sajian penutup silaturahmi dan malam budaya dalam rangka kunjungan Gerakan Nasional Lansia Peduli ini. Tradisi yang baru saja diresmikan menjadi Warisan Budaya Takbenda milik Indonesia ini bermula dari kegiatan sehari-hari masyarakat Natuna zaman dulu dalam mengolah beras menjadi embeng, semacam oat untuk menjadi makanan pokok. Ketukan alu di lesung menghadirkan irama-irama yang nyaman didengar, oma dan opa ini juga tak ketinggalan untuk mencoba bermain Alu bersama-sama.

Hadrah, zapin, dan alu merupakan beberapa kebudayaan yang dimiliki oleh Natuna. Dalam Geopark, kultur merupakan unsur penting penunjang suatu Geopark. Budaya Natuna yang khas merupakan penunjang penting dalam Geopark yang semestinya harus dilestarikan. Atraksi budaya juga bisa menjadi daya tarik wisata dengan nilai tambah untuk menarik wisatawan berkunjung ke Natuna. Acara silaturahmi dan malam budaya ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Forkopimda, pengisi acara dan komunitas pendukung acara.
Foto : Dispar / Prokopim
(RN)