Badan Pengelola Geopark Nasional (BPGN) Natuna melaksanakan monitoring dan evaluasi di tiga geosite Natuna, yaitu Gunung Ranai, Tanjung Datuk, dan Goa Kamak pada 30 Juni dan 1 Juli 2025. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka persiapan penilaian evaluasi Geopark Nasional yang telah digarap selama beberapa bulan terakhir untuk menghadapi penilaian dari Tim Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) yang dijadwalkan pada akhir bulan Juli ini. Selain itu, kegiatan ini juga bagian dari rangkaian persiapan Geopark Natuna aspiring to Unesco Global Geopark (UGGp) pada tahun 2026 mendatang.
Dalam monitoring dan evaluasi ini terdapat beberapa fokus utama yang dilakukan, yaitu meninjau secara langsung kondisi geosite Natuna, sosialisasi dan promosi kepada masyarakat Natuna dan khalayak umum melalui media sosial Geopark Natuna. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat berpartisipasi dalam pengelolaan dan pelestarian geopark.
“Geopark ini milik kita bersama sehingga masyarakat perlu mengenalnya dan merasa bahwa geopark adalah keunggulan serta kebutuhan daerah,” tutur Basri, Ketua Harian BPGN Natuna.
Menurut Basri, Geopark Natuna secara geodiversity sangat layak dan mumpuni. “Atensi utama kita adalah pemberdayaan. Berbicara mengenai pemberdayaan maka kita berbicara mengenai aksesibilitas dan segala macam. Dari segi infrastruktur kita tidak kalah dengan geopark nasional lainnya,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa kunci keberhasilan Natuna terletak pada kesiapan masyarakat. “Hanya tinggal bagaimana kita menyiapkan masyarakat Natuna, karena geopark milik kita bersama. Bagaimana masyarakat Natuna mengenal geopark dan bagaimana masyarakat merasa geopark menjadi keunggulan daerah dan kebutuhan daerah, karena geopark menjadi ajang promosi ke tingkat nasional dan UNESCO global.”